Rabu, 26 April 2017

BEO TERHORMAT

Suasana di suatu pasar burung sepi seperti biasa. Para pedagang burung duduk terkantuk-kantuk, tak bersemangat menjajakan dagangannya. Tidak banyak calon pembeli datang. Para pengunjung hanya datang melihat-lihat saja. Kegairahan para pedagang yang menurun menyebabkan burung-burung pun murung. Suara kicau mereka tidak sesemarak dulu.
Kirno melihat-lihat berkeliling. Di sebuah kios, ia melihat seekor burung Beo yang pendiam. Sepintas pandang, burung itu kelihatan bagus. Bulunya mulus dan warnanya berkilat. Selama beberapa saat Kirno mengamatinya, Beo itu tidak mengucap sepatah kata pun.

Tanya Kirno pada penjual, “Bang, apa Beo ini dari bibit yang baik?”

Setengah ogah-ogahan, penjual menjawab, “Dia dari keturunan baik-baik mas. Lihat aja dia tidak banyak cakap……”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar