Konon Putri
Duyung itu bernama Ariel. Ia adalah putra Dewa Laut yang bernama Triton.
Sebenarnya ia mempunyai banyak teman di istana bawah laut. Tetapi Ariel lebih
suka bermain-main di atas permukaan laut atau di pulau-pulau kosong yang tidak berpenghuni.
Sementara para penghuni istana bawah laut lebih suka tinggal di dasar samudra.
Begitu
seringnya Ariel bermain-main ke permukaan laut sehingga ayahnya si Dewa Laut
memperingatkannya,
“Ariel, kau jangan
sering-sering ke permukaan laut.”
“Memangnya kenapa
ayah?” tanya Ariel.
“Jangan……nanti kau
bertemu dengan manusia……” jawab si Dewa Laut.
“Ayah, apa dan siapa
manusia itu?”
“Ah, kau ini……kau
memang belum tahu,”
gumam Dewa Laut.
“Bahwa diatas laut
terutama di daratan ada makhluk yang bernama manusia.”
“Apa mereka seperti
kita, ayah?”
“Yah, sebenarnya mirip
kita, atau kita yang mirip mereka, hanya saja kebanyakan mereka bersifat jahat
dan hanya mau menang sendiri.”
“Apa tidak ada yang
baik, ayah?”
“Hemmm, ada juga
sih……tapi hanya sedikit manusia yang berhati baik.”
“Wah, aku jadi
penasaran dan ingin bertemu manusia.”
“Hah? Jangan Ariel !” Dewa Laut kaget mendengar keinginan
anaknya.
“Kenapa ayah?”
“Jangan anakku, kau
nanti dapat celaka!”
Dewa Laut berkata sungguh-sungguh.
“Lebih baik kau
bermain-main di bawah laut saja.”
“Ahhh……ayah, siapa yang
berani mencelakakanku. Aku kan putri Dewa Laut yang sangat sakti. Ayah pasti
juga tidak akan tinggal diam jika aku dicelakakan manusia, kan?”
“Ah, kau ini Ariel……!”
Begitulah
Ariel memang putri duyung yang tercantik di antara sekian banyak putri duyung.
Usia Ariel juga masih sangat muda, baru lima belas tahun.
Pada suatu
hari, setelah puas bermain dan bersenda gurau dengan makhluk-makhluk laut
lainnya, Ariel naik ke pernukaan laut. Ia menikmati indahnya batu karang di
pulau kosong. Makhluk cantik dari dasar samudra ini memang bisa bernafas di air
dan di darat.
Setelah puas
menghirup udara dan menikmati pemandangan di bebatuan karang, Ariel berenang
menuju hutan di tepi pantai, disana ia bertemu dengan teman-temannya yang hidup
di daratan. Semua hewan disana adalah teman-temannya yang baik.
Ariel
menyusuri aliran sungai yang menuju hutan. Ia disambut dengan ramah oleh
sepasang kelinci.
“Hai Ariel, apa kabar?
Lama kau tak muncul di daratan.”
“Aku baik-baik saja, bagaimana
kabar kalian sahabat kelinci?”
“Kami juga baik,
teman-teman yang lain sudah lama merindukanmu.”
“Benarkah?”
“Ya, disana, si kurcaci
Pip lama menunggu kedatanganmu.”
“Kalau begitu aku akan
segera kesana.”
Ariel lalu
berenang lagi, sungai itu membawanya semakin masuk ke dalam hutan. Sepasang
kelinci mengikutinya dari daratan tepi sungai.
“Dimana Pip?”
“Teruslah berenang ke
dalam hutan, kau akan menemukannya.”
Tak berapa
lama kemudian ia melihat Pip sedang mengambil air.
“Hai Pip……!”
“Hai Ariel, lama kau
tak muncul ! Kemana saja ?”
“Aku bersama ayah dan
ibuku di istana dasar samudra.”
“Apakah ayahmu melarang
kau bermain di hutan ini?”
“Ayahku memang
keberatan jika aku bermain ke darat. Tapi aku kan bosan jika terus bermain di
dasar samudra.”
“Ayo ikut aku, kita
akan bertemu dengan teman-teman yang lain.” Kata Pip.
Pip kemudian
memanggil temannya. Tak berapa lama kemudian muncul seekor rusa betina.
“Hai Ariel !” sapa si rusa.
“Bagaimana kabarmu?”
“Oh, kau
Russy…..kabarku baik-baik saja.”
“Naiklah ke punggungku,
aku akan mengajakmu berjalan-jalan di hutan ini.” Si Russy menawarkan.
“Kau akan mengajakku
kemana?”
“Marilah……aku akan
membawamu ke angsa raksasa.”
“How? Angsa raksasa?”
“Benar ! Mereka tentu
akan senang bertemu denganmu.”
“Baik, ayo kita temui
mereka.”
Ariel segera
naik ke punggung si Russy. Mereka menyusuri sungai hingga sampailah di tempat
kedua angsa putih yang bertubuh besar.
“Hai Russy makhluk
apakah yang kau gendong itu?” tanya si angsa jantan.
“Ya, Russy……apakah dia
juga sahabatmu?”
sahut si angsa betina.
“Teman-teman, jangan
kuatir ! Dia ini adalah Ariel. Dia putri duyung putra Dewa Laut.” kata Russy.
“Oh, maafkan kami Tuan
Putri……”
“Tidak mengapa. Apakah
kalian mau bersahabat dengan ku?” tanya Ariel.
“Oh, tentu……tentu kami mau……!” sahut sepasang angsa bersamaan.
Setelah
berbincang-bincang cukup lama, Pip dan Ariel diajak sepasang angsa raksasa
terbang ke udara. Pip naik angsa jantan sedangkan Ariel naik angsa betina.
“Kita akan kemana?” tanya Ariel dengan hati berdebar.
Ini adalah
pengalamannya yang pertama kali diajak
terbang di udara.
“Kita akan mengelilingi
desa dan kota.” sahut
Pip diatas punggung angsa jantan.
“Ya kita akan melintasi
gunung dan sungai dari udara.” kata angsa betina.
“Oh betapa senang nya
hatiku.” ujar Ariel.
Benar saja,
tidak berapa lama kemudian mereka sudah meninggalkan hutan, melintasi gunung,
lembah dan sungai. Kini mereka sudah mulai memasuki wilayah pedesaan, banyak
rumah-rumah penduduk berjejeran.
“Ini belum seberapa……” gumam angsa betina.
“Apa maksudmu……?” tanya Ariel heran.
Sepasang
angsa itu mempercepat kepak sayap mereka sehingga mereka meluncur lebih cepat
lagi. Dan tidak berapa lama kemudian mereka terbang agak rendah, Ariel kaget.
Di depannya Nampak gedung-gedung tinggi yang beraneka bentuknya.
“Rumah siapa yang
paling besar dan tinggi itu?” tanya Ariel.
“Itu adalah istana
kerajaan……!” sahut
Pip.
“Oh, betapa hebat dan
indahnya kerajaan di daratan.”
“Kau senang Ariel?”
“Ya Pip, aku senang
sekali.”
Memang Ariel
puas menyaksikan rumah-rumah manusia, sawah dan ladang, juga melintasi kota
yang penuh manusia, bahkan istana raja. Bagi Ariel benar-benar tamasya yang
menggembirakan.
Ketika
matahari mulai tenggelam mereka kembali ke telaga di tengah hutan. Pip pulang
dulu. Besok Ariel akan diantarkannya ke tepi laut. Ariel sangat bahagia, ia
sedang beristirahat dan menyanyi-nyanyi. Tak disadari dua orang penjahat
memperhatikannya. Dua orang penjahat itu bermaksud menangkap Ariel untuk dijual
ke sirkus. Mereka adalah Bronk dan Jack.
“Ssssttt……hati-hati……jangan
berisik, kita tangkap dia dari belakang,” bisik Bronk kepada Jack.
“Ya, kita akan dapat
uang banyak jika bisa menjualnya ke bos tukang sirkus di kota.”
“Ssssst……sudah Jack,
ayo kita keluar dari persembunyian ini.”
Ternyata
kedua orang ini memang sejak tadi mengintip Ariel dan teman-temannya. Kini
mereka bergerak hendak menangkap Ariel.
“Tolong……! Tolong……!” teriak Ariel dengan keras-keras
mengetahui dirinya disergap dari belakang.
Ariel kaget
bercampur takut, mendapati dirinya disergap oleh kedua penjahat itu. Ia hanya
bisa berteriak minta tolong.
“Diamlah hai putri
duyung, kami tidak akan menyakitimu!” kata Jack yang memondong Ariel.
“Benar! Kau harus
mengikuti perintah kami, jika tidak……!” sahut Bronk
Tapi Ariel
tidak peduli, ia terus berteriak-teriak minta tolong. Burung hantu yang pertama
mendengar suara Ariel, burung hantu kemudian memberitahukannya kepada tupai,
tupai menyampaikan kepada kelinci, kelinci memberitahu Pip, Pip meminta bantuan
rusa, rusa mengajak beruang untuk menolong Ariel. Suara Ariel didengar oleh
semua hewan di hutan itu.
Hampir saja
Ariel dibawa keluar hutan. Untunglah Pip dan kawan-kawannya segera datang
menolong. Burung hantu yang menyerang terlebih dulu, disusul tupai kemudian
kelinci dan Pip juga tidak mau ketinggalan ia meninju perut Bronk. Beruang
melompat dan tahu-tahu sudah berada dihadapan Jack. Jack lemas ketakutan
melihat beruang menyeringai di depannya. Pada saat itulah si rusa menyeruduk
punggung Jack. Jack pun akhirnya terjungkal ke tanah. Beruang dengan sigap
menangkap Ariel yang ikut terlempar. Sekarang Jack dan Bronk menjadi
bulan-bulanan para hewan yang menjadi sahabat Ariel.
“Teman-teman sudahlah,
biarkan mereka pergi!” seru Ariel.
Para hewan
menghentikan serangannya. Jack dan Bronk sudah kehabisan tenaga. Mereka hampir
mati jika Ariel tidak mencegah teman-temannya itu melakukan penyerangan lebih
lanjut. Kedua penjahat itu dengan sekuat tenaga lari kabur. Mereka tidak berani
lagi masuk ke dalam hutan.
“Terima kasih kawan-kawan,
kalian telah menyelamatkan aku…” kata Ariel dengan membungkuk penuh hormat.
“Sama-sama Ariel, kami
semua menyayangimu.”
Demikianlah
Ariel dapat diselamatkan oleh Pip dan kawan-kawannya. Malam itu mereka bisa
beristirahat dengan tenang. Keesokan harinya mereka mengantar Ariel sampai ke
tepi laut. Ariel menyelam ke dasar samudra. Ia menceritakan pengalamannya
kepada putri duyung lainnya.
Hari
berganti hari tahunpun berlalu, Ariel masih saja suka bermain di daratan
bersama dengan teman-temannya. Ariel memang putri duyung yang tercantik
diantara sekian banyak putri duyung. Kini usia Ariel sudah menginjak tujuh
belas tahun. Ibarat bunga yang sedang mekar-mekarnya, siapa yang akan menjadi
jodoh suami Ariel? Kita berharap semoga ia hidup bahagia.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar