Senin, 29 Mei 2017

ASAL MULA PADI

TERSEBUTLAH PADA AWAL ZAMAN, Batara Guru menciptakan seorang perempuan cantik dan diberi nama Retno Dumilah. Karena cantiknya, Batara Guru jatuh cinta sama ciptaannya itu. Retno Dumilah tidak mau, dan baru mau kalau diberi tanda mata yang berupa makanan yang tidak membosankan, pakaian yang tidak pernah rusak, dan aneka gamelan yang dapat berbunyi sendiri. Bila segala permintaannya dapat dipenuhi, maka Retno Dumilah bersedia jadi isrtrinya. Tetapi bila sebaliknya, maka dia memilih mati daripada kulitnya disentuh oleh Batara Guru. Maka dari itu, Batara Guru lalu mengirim utusan ke bumi untuk mencari segala permintaan Retno Dumilah itu.
Utusannya di tengah jalan bertemu dengan Dewi Sri, istri Batara Wishnu. Utusan tadi lalu jatuh cinta pada Dewi Sri. Dewi Sri selalu diikutinya dan dirayunya. Dewi Sri yang merasa bising mendengar omongan utusan itu menjadi marah, dan utusan tadi dikutuknya menjadi babi hutan. Karena dendamnya, babi hutan itu selalu mengikuti Dewi Sri dan lupa pada tugasnya untuk mencari apa-apa yang dipesankan Batara Guru.

Sedangkan Batara Guru menunggu utusannya kembali, tidak dapat lagi menahan keinginannya. Retno Dumilah dirangkulnya. Pada waktu itu, berlakulah ketentuan Dewata. Retno Dumilah meninggal di pangkuan Batara Guru, sesuai dengan sumpahnya sendiri. Batara Guru ingat akan janjinya dan segera mencarikan segala yang menjadi kehendaknya. Dicobanya menghidupkan kembali dengan segala daya upaya. Tetapi sia-sia. Maka mayat putri cantik itu dikuburkan. Lama-lama dari kuburan Retno Dumilah tumbuh bermacam-macam tanaman yang kesemuanya masih asing bagi penduduk disekitar tempat itu. Dari kepalanya tumbuhpohon kelapa, dari tubuhnya timbul tanaman padi dan enau, dari tangannya tumbuh pohon yang buahya tergantung, dan dari kakinya timbul tanaman yang berumbi seperti talas, ubi dan lainnya. Padi yang tumbuh di tubuh Retno Dumilah itulah yang sekarang disebut padi Gogo.

Sementara itu, Dewi Sri yang dikejar-kejar babi hutan itu merasa diri tidak tahan lagi hidup di dunia, dan meminta kepada Dewata supaya dirinya diambil saja. Permintaan dikabulkan. Pada waktu itu juga dia lalu musnah. Pada tempat musnahnya, lalu tumbuh tanaman padi. Padi ini kemudian ditanamkan orang di sawah.


Adapun babi hutan yang selalu mengejar Dewi Sri, setelah matinya, dari tubuhnya keluar berbagai macam hama perusak tanaman padi, seperti walang, tikus, dan lain sebagainya. Untuk melawan hama ini, Dewi Sri kadang-kadang mengirimkan ular sawah ke bumi untuk menangkap tikus. Begitu pula burung Gelatik mulai datang dan hinggap memakan buliran-buliran padi, sebagai pertanda bahwa padi telah tua dan panen harus segera dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar