Senin, 29 Mei 2017

TERSEBARNYA AKAL SEHAT

Akal sehat adalah anugerah Dewa. Kini orang mengenal akal sehat. Sebenarnya hal itu terjadi karena suatu peristiwa yang tidak disengaja menimpa Laba-laba.
Pada saat bumi masih baru, Nyame, sang Dewa Langit, memberikan semua akal sehat di dunia kepada Laba-laba. Tentu saja Laba-laba berusaha memilikinya sendiri. Akal sehat itu dimasukkannya ke dalam sebuah belanga tanah liat besar dan ditutup rapat-rapat.

“Sungguh bahagia aku memiliki semua akal sehat di dunia,” kata Laba-laba dalam hati.
“Suatu saat kelak aku akan menjadi seorang raja, karena aku satu-satunya mahkluk yang memiliki akal sehat. Aku harus menyembunyikannya rapat-rapat, dimana tidak seorang pun bisa menemukannya.”

Laba-laba berlari menyusuri hutan sekuat kedelapan kaki-kakinya bisa membawanya. Dia mencari sebuah tempat untuk menyembunyikan belanga berisi akal sehat.

“Kau hendak ke mana?” tanya Kura-kura.

“Hai, ke mana kau?” seru Kelinci.
“Kenapa kau berjalan tergesa-gesa?”

Tetapi Laba-laba tidak menjawab. Dia meneruskan larinya, mencari sebuah tempat untuk menyembunyikan akal sehat.

“Ya, aku tahu tempat sembunyi yang paling aman,” katanya dalam hati.
“Aku akan menyembunyikannya di puncak pohon tertinggi di hutan ini.”

Akhirnya Laba-laba menemukan pohon tersebut, yaitu sebuah pohon kapas besar. Akar-akarnya menonjol ke permukaan tanah, cukup besar untuk menyembunyikan seekor gajah. Batangnya yang sebesar bukit, cukup luas untuk tinggal Laba-laba bersama keluarganya. Pada bagian puncak, cabang-cabangnya melebar seperti sebuah payung, dan diselimuti dengan daun-daun lunak berwarna keperakan, serta buah-buah kapas mirip kabut tipis.

“Disini tempat paling baik untuk menyembunyikannya,” kata Laba-laba dalam hati.
“Tidak ada mahkluk lain yang bisa memanjatnya, karena tidak ada cabang-cabangnya di dekat tanah.”

Maka kembalilah Laba-laba ke tempat di mana dia meninggalkan belanga berisi akal sehat. Dibawanya benda itu ke kaki pohon besar tersebut. Namun ternyata pohon kapas raksasa itu sangat sulit di panjat.

Laba-laba memiliki kaki lebih banyak dari mahkluk-mahkluk lain di dunia. Manusia hanya memiliki dua kaki, binatang memiliki empat kaki, sedangkan dia memiliki delapan kaki. Karena itu dia percaya dengan kemampuan dirinya.

Laba-laba mengikat belanga tersebut mengitari lehernya dengan seutas tali yang kuat. Belanga itu bergelantungan tepat didepan tubuhnya. Kemudian bersiaplah dia untuk memanjat. Ditaruhnya kedua kaki paling depan melingkari batang pohon sejauh-jauhnya. Ditaruhnya kedua kakinya yang berikut mengitari bagian dasar belanga, serta kedua kaki belakang di bawah belanga. Laba-laba menyeret tubuhnya dengan kedua kaki paling atas, mendorongnya dengan kedua kaki paling bawah, serta mencengkeram belanga itu dengan keempat kaki tengah. Tetapi belanga itu sangat berat! Bukankah isinya akal sehat yang ada di seluruh dunia?
Sedikit demi sedikit tubuh Laba-laba naik. Dia merasa sangat senang, tetapi tiba-tiba tubuhnya merosot cepat ke bawah dan jatuhlah ia kembali ke tanah.
Laba-laba tidak patah semangat,

“Bukankah aku memiliki kaki delapan?” katanya dalam hati.
“Tidak mungkin aku tidak bisa memanjat pohon tersebut.”

Maka Laba-laba mencoba memanjatnya kembali. Dipeluknya batang pohon itu erat-erat, dan dia menyeret dan mendorong tubuhnya sekuat-kuatnya. Belanga itu sangat berat, dan kedua kaki bagian bawahnya tidak kuat menahan beban tersebut. Kali ini pun nasibnya tidak lebih mujur dari usaha yang dilakukan sebelumnya. Tubuhnya dengan suara berdebum jatuh kembali ke tanah. Hati Laba-laba menjadi panas. Dia menjadi kesal dan marah!
Maka dia pun berusaha lebih keras memanjatnya, namun selalu hal yang sama terjadi.
Laba-laba kelelahan, dan duduklah ia di bawah pohon itu dengan muka murung. Sementara itu, diam-diam Kuma, anak sulung Laba-laba, mengamati perbuatan ayahnya sejak dari semula. Segera didatanginya ayahnya, dan berkatalah Kuma,

“Ayah, aku memiliki akal. Gantunglah belanga itu di punggung ayah, bukan di depan tubuh ayah. Dengan demikian pasti ayah bisa memanjat pohon itu.”

Mendengar perkataan Kuma, Laba-laba menjadi terkejut. Dia sadar bahwa bukan dia satu-satunya pemilik akal sehat di dunia. Hal ini membuat dia marah, dan dibantingnya belanga itu ke tanah sampai pecah berkeping-keping. Seluruh akal sehat yang berada di dalamnya bertebaran ke semua arah. Suaranya gaduh bergemerisik, membuat orang-orang datang untuk mengetahui apa yang telah terjadi, wanita-wanita tua yang pulang dari pasar, lelaki-lelaki datang dari ladang, anak-anak kecil datang dari bermain-main, serta anak-anak perempuan berlari keluar dari gubuk-gubuk bundar mereka. Pada saat mereka melihat akal sehat bertebaran keluar dari belanga, mereka berebut mengambilnya.


Akal sehat pun cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia. Baik tempat itu berada di belahan bumi bagian utara atau selatan, baik di negeri panas atau dingin, setiap orang memiliki akal sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar