Jumat, 12 Mei 2017

TAGIHAN AYAM KEPADA KAMBING

Pada jaman dahulu, ayam jantan mempunyai tanduk di kepalanya. Tanduk itu sangat kuat dan indah, sehingga banyak penghuni hutan yang memuji kegagahannya. Tetapi hal itu tidak membuat ayam jantan sombong, ia masih suka menolong teman-temannya yang dalam kesusahan.

Pada suatu hari salah seorang sahabatnya, yaitu raja kambing, menemuinya,

“Sahabat yang baik hati, tolonglah saya yang dalam kesukaran ini,” kata raja kambing.

“Katakan saja, semoga saya dapat membantu,” jawab ayam jantan.

“Bulan purnama nanti aku akan mengundang seluruh rakyatku untuk memperingati hari kelahiranku. Tapi aku merasa malu kalau tampul memakai mahkota yang itu-itu juga. Maka kedatanganku kesini adalah untuk meminjam mahkota tandukmu itu. Karena di hutan ini hanya mahkotamulah yang terbagus dan kuat,” pinta raja kambing.

“Tanduk yang kupakai ini adalah lambang kebesaran turun temurun,” kata ayam jantan.
“Tetapi karena engkau adalah sahabatku, maka aku akan meminjamkannya,” lanjut ayam jantan.

“Jangan takut, kawan! Aku pasti akan segera mengembalikannya setelah pesta usai. Sebagai jaminan, pakailah mahkotaku ini di kakimu,” kata raja kambing sambil melepaskan mahkotanya.

Pada hari yang ditentukan, kambing merasa bangga sekali karena setiap tamu memuji kegagahannya dengan memakai tanduk itu. Melihat hal itu, timbullah niat jahat raja kambing. Setelah pesta usai, raja kambing mengajak seluruh rakyatnya menyingkir jauh dari tempat itu. Tetapi di tengah jalan mereka diserang sekawanan singa yang lapar, semua rakyatnya mati. Tinggal raja kambing yang berlari sekuat-kuatnya dengan membawa tanduk ayam jantan.

Ayam jantan bersedih dengan tanduknya yang tak dikembalikan. Setiap pagi ia berkokok membangunkan petani, maksudnya adalah untuk menagih janji kambing padanya.

Sampai sekarang tanduk itu masih di kepala kambing, dan tanduk kambing di kaki ayam jantan, yang dinamakan jalu/taji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar