Adalah seorang petani yang tinggal
bersama istrinya dalam sebuah gubuk. Petani itu sangatlah penakut, bila ada
ular atau kodok ia pasti lari ketakutan. Ia juga amat takut dengan
binatang-binatang lain.
Akibatnya pekerjaan tak pernah beres.
Jika ia sedang mencangkul di sawah, tiba-tiba lewat seekor tikus, ia lari
terbirit-birit. Tentu saja istri petani juga tidak senang melihat tabiat
suaminya itu.
Petani itu sebenarnya juga ingin
menghilangkan sifat buruknya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi mencari
keberanian.
Dalam perjalanan, petani bertemu
dengan singa yang buas. Karena poetani mengira keberanian bisa dicari, maka ia
menanyakan kepada singa tersebut. Singa merasa mendapat kesempatan untuk menipu
petani, maka dijalankanlah tipu muslihatnya.
“Ooo……kau mencari keberanian! Ketahuilah, bahwa keberanian itu ada di
dalam perutku. Masuklah ke dalam mulutku, maka keberanian itu akan terlihat
olehmu,” kata Singa
mulai bersiasat.
Ketika petani mendekat, singa
menerkam, untung petani siap dengan pisau di tangan. Perut Singa terkoyak pisau
dan akhirnya mati.
Petani berjalan lagi, bertemulah dia
dengan ular. Ular pun hendak menipu seperti Singa, tetapi gagal karena segera
kepala ular terpenggal pisau petani.
Begitulah, hal itu terjadi terus, dua
kali petani hendak ditipu oleh macan dan buaya. Tetapi petani memang cukup
waspada.
Akhirnya petani kelelahan, ia
bermaksud pulang ke rumahnya.ia sangat sedih tak dapat menemukan keberanian,
sesampainya di rumah diceritakannyasemua yang dialami kepada istrinya. Istri
petani tercengang mendengar petani berani berhadapan dengan binatang buas. Lalu
dikatakannya kepada suaminya bahwa keberanian itu sudah didapat suaminya.
“Bukankah membunuh binatang buas itu juga suatu keberanian?” kata istrinya dengan bangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar