Suatu siang di bulan puasa, perut Didu sudah berdendang
saking laparnya. Dengan mengendap-endap ia mengambil sepotong roti dari lemari
makan, dibawanya kekamar.
Di dalam kamar Didu masih ragu. Ia mengunci pintu rapat-rapat.
Jendela pun ditutup. Ia celingukan sebentar, dan sudah siap akan melahap roti
itu ketika didengarnya sebuah suara,
“Makan saja terus yang tenang Du. Ibu tidak mengintip kok.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar