Jumat, 12 Mei 2017

LEGENDA KARANG BOLONG

Pada suatu hari, pagi-pagi sekali Pak Miam sudah berangkat ke goa batu karang di pantai Laut Selatan untuk menghaturkan persembahan bagi Nyi Roro Kidul. Dia disertai anak lelakinya yang bernama Kerta. Persembahan itu berupa nasi kuning dan daging ayam, dibungkus dengan sehelai kain putih. Persembahan itu dibawa oleh Kerta.

Bagi orang yang membawa persembahan diharuskan untuk berpuasa sampai upacara selesai, kalau tidak akan dikutuk oleh Nyi Roro Kidul.

Dalam perjalanan terasa perut Kerta lapar. Dengan jari kelingkingnya dikoreknya isi dalam bungkusan. Akhirnya diperolehnya sepotong daging ayam, dicongkelnya keluar dan dimakannya tanpa setahu ayahnya. Persembahan itu akhirnya diserahkan kepada seorang pendeta yang berjaga disana. Kerta merasa gembira karena ayahnya atau pendeta tidak tahu bahwa isi persembahan itu sedikit berkurang.

Pendeta itu menerima persembahan tersebut tanpa bertanya lebih lanjut. Namun Nyi Roro Kidul tahu hal itu semua. Malam harinya, Pak Miam tidak pulang. Kerta bermimpi dimana dia bertemu dengan petenung perempuan tua yang berwajah sangat buruk, matanya bernyala merah menakutkan. Dia berbicara dengan suara bergetar,

“Hai Kerta, karena kesalahanmu ayahmu menderita. Kau telah mencuri makananku! Aku telah menceburkannya ke dalam Goa Gurita, di sana ia akan tewas kelaparan atau dimakan gurita.”

Kerta terbangun sambil menjerit. Dilihatnya ibunya masih terjaga, masih menunggu suaminya. Dikisahkan oleh Kerta mimpinya yang menakutkan. Tetapi jawab ibunya,

“Tidurlah kembali, Nak, kita memang tidak bisa berbuat apa-apa.”

Kerta berbaring tidur lagi, tetapi sekali lagi ia bermimpi. Kali ini ia bertemu seorang wanita muda teramat cantik jelita dan anggun, yang berkata lembut terhadapnya,

“Aku akan memaafkanmu, jika kau berjanji patuh terhadapku. Kau harus membebaskan ayahmu sendiri. Kau bisa mencapai Goa Gurita dari Goa Masjid Sela. Pergilah ke sana dan kau akan menjumpa isalah seorang pelayanku yang akan membantumu.”

Kerta terbangun dengan rasa takut. Dilihatnya fajar sudah menyingsing. Katanya kepada ibunya,

“Mbok, aku harus pergi untuk menyelamatkan ayah.”

Setelah bertanya sana sini pada para nelayan serta para pencari sarang burung, akhirnya diketahuinya dari tempat mana dia bisa turun dari goa di batu karang menuruni Goa Gurita.

Di dalam goa pertama, Kerta melihat secercah cahaya berasal dari Manusia Kaca, yaitu sesosok tubuh yang berkilap seperti Kristal yang merupakan juga salah seorang pelayan Nyi Roro Kidul. Katanya kepada Kerta,

“Aku dulu menyalahi peraturan Nyi Roro Kidul, dan disinilah makamku. Beliau member aku izin bangkit seabad sekali untuk muncul dalam bentuk ini dan menolong seseorang yang dalam kesulitan. Malam ini adalah malam yang kumaksud. Aku hanya menjelma sampai senja hari.”

Manusia Kaca menggoyangkan tangannya ke muka Kerta dan jadilah tubuh anak itu panjang dan penuh sisik, berdiri di atas ke empat kaki-kakinya yang pendek. Dia telah berubah bentuk menjadi seekor kadal. Dalam bentuknya yang ramping Kerta bisa berjalan merayap melintasi celah sampai antara Goa Masjid Sela dan Goa Gurita. Di dalam goa itu terdapat banyak ikan gurita. Ada beberapa diantaranya ikan gurita raksasa. Ombak besar meraung-raung di pintu masuk menerpa pada karang. Kerta merangkak masuk dan beberapa jam kemudian dia menemukan ayahnya. Dan astaga, Pak Miam pun telah berubah bentuk menjadi seekor kadal. Orang tua itu kelelahan oleh karena itu Kerta harus menyeretnya melintasi lantai goa yang kasar dan melintasai celah jalan yang sempit. Akhirnya, setelah hampir sampai kebebasannya, Kerta tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi. Dipanggil-panggilnya Manusia Kaca, yang seketika itu muncul dan membantu Pak Miam keluar dari celah jalan. Setelah ayahnya terbebas, Manusia Kaca mengubahnya kembali menjadi bentuk manusia. Pak Miam merasa segar bugar kembali dan dirinya merasa lebih muda dan kuat. Pada saat ia hendak membebaskan anaknya, matahari tenggelam ke peraduan sehingga Manusia Kaca harus kembali ke makamnya. Kerta menerima hukumannya. Sisa-sisa hidupnya dihabiskannya di dalam goa karang dalam bentuk seekor kadal. Itulah hukuman karena dia telah melanggar larangan Nyi Roro Kidul.

Sekarang tempat di pantai itu disebut Segara Anakan, tak jauh dari situ terdapat tempat bernama Karang Bolong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar